What do you fear? How to release your fears and finally live free

It is human nature to be frightened of things. We all have a fear that we need to let go of. We need to release the fear in our hearts to live free without anything restraining us. My fear is a…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Tentang Artis TV Masuk Youtube dan Segala Dramanya

Beberapa hari yang lalu, ramai sekali para penduduk Youtube memperbincangkan hal ini, dimulai dari skinnyindonesian24, Raditya Dika, dan Kevin Hendrawan. Jujur, sebagai pengguna pasif Youtube dari tahun 2007an, gue sedih karena hal ini. Gue inget banget, tahun 2007an, gue masih SMP dan baru aja menemukan dunia baru di Youtube.

Pertama kali gue dikenalin Youtube oleh temen gue. Suatu hari sepulang sekolah, ada temen gue yang ngajakin buat ke warnet. Dan dia mengenalkan gue dengan email, chatting, friendster dan juga Youtube. Berhubung gue anaknya visual banget, gue sangat penasaran dengan kenikmatan yang Youtube tawarkan.

Yang tadinya gue cuma sekali seminggu ke warnet, jadi setiap hari ke warnet. Yang tadinya gue di warnet cuma sampe sore hari sekarang jadi sampe malam hari. Sampe Bapak gue rewel karena anak gadisnya pulang malam-malam, naik angkot pula.

Gue termasuk orang yang beruntung karena waktu temen-temen sebaya gue yang harus pergi ke warnet untuk mendapatkan fasilitas internet, gue dengan mudahnya mengakses itu semua di rumah. Pastinya dengan modal tangisan bombay gue ke Bapak gue Yang Mahakuasa, mengaku kalo gue butuh banget itu internet buat ngerjain tugas. Gue boong aja, kalo gue pulang sampe malam buat ngerjain tugas yang memang butuh koneksi internet. Padahal mah jaman segitu masih jamannya disuruh buat tugas dari kliping kali. Tentu saja, pada akhirnya gue gak pernah sekali pun menggunakan internet untuk kebutuhan sekolah.

Dan jujur saja, detik internet ada di rumah gue, gue sangat jarang menonton acara TV kalo bukan lagi kumpul di ruang keluarga di mana mau gak mau harus menonton apa yang orang tua gue tonton.

***

Pada saat itu gue merasa senang karena akhirnya konten-konten yang gak gue suka di TV Nasional, yang menurut gue gak cocok dengan umur gue yang masih remaja (contoh: acara gossip, acara musik yang ujung-ujungnya gossip juga, eksploitasi orang miskin dan acara yang menjual kesedihan sebagai rating dan ujung-ujungnya duit juga) akhirnya ada solusinya, yaitu melalui Youtube. Gue sangat terhibur dengan konten yang ada, yang menurut gue sesuai dengan gue yang masih cewek ABG kala itu.

***

Inget banget gue jaman itu, missglamorazzi aka Ingrid Nielsen, MacBarbie07 aka Bethany Mota dan Beautybaby44 aka Lindsey Hughes adalah salah tiga contoh content creator yang gue suka pada saat itu. Pada jaman itu, mereka sedang berada di masa kejayaan mereka walaupun mungkin channel mereka sekarang tidak sebegitu populernya.

Dulu gue sering banget tuh nontonin video mereka baik dari main channel dan vlog channel mereka. Bahkan gue suka banget nontonin vlog mereka yang isinya literally seharian cuma di rumah doing nothing. Gak tau kenapa somehow gue merasa relax aja waktu nonton konten seperti itu, mungkin serasa kayak temen sendiri yang cerita ke lo gimana kegiatan dia seharian di rumah.

Kadang gue berpikir, kenapa mereka harus buat konten yang sama dengan yang ada di TV yah? Tentang konten berbuat baik mereka pertanyaannya adalah kalau memang mau berbaik kenapa harus divideoin? Di Youtube pula yang notabene semua mahluk di muka bumi bisa akses itu. Waktu tangan kiri berbuat baik kenapa tangan kanan harus tahu? Kenapa waktu lo berbuat baik mengapa seluruh dunia harus tahu? Tidakkah itu terlihat tidak authentic?

Mungkin orang bisa aja ngomong, “Ya kan gampang, tinggal gak usah lo klik itu video” tapi entah mengapa video-video mereka seringkali “nyempil” di kolom suggestions dari Youtube (kolom yang biasanya ada di sebelah kanan halaman Youtube). Pernah aja gue klik itu video, dan belum ada seperempat durasi video, gue langsung sudahi itu video karena benar saja itu video tidak menghibur buat gue.

Gue hanya pengguna pasif Youtube aka sering nonton Youtube tanpa mengunggah konten sekalipun. Dan tentu saja, motivasi gue bilang seperti ini bukan karena ladang gue diambil sama mereka tapi ya kadang gue merasa agak sedih waktu melihat konten drama atau bahkan clickbait mereka penontonnya sampe jutaan sedangkan content creator di Youtube yang mungkin kontennya lebih bagus dan lebih usaha untuk membuat semua kontennya tapi penontonnya…. ya mungkin gak ada seperempatnya dari konten-konten drama tadi.

Yah sudahlah…

***

Entah gue yang sok idealis atau masih belum mau berdamai dengan kenyataan warga +62 memang lebih suka konten seperti itu. Jujur, gue tak punya solusi untuk hal ini, karena menurut gue ini tentang budaya masyarakat kita yang pada dasarnya suka dengan hal seperti itu. Kalau perkara tentang budaya, sulit sekali untuk kita bisa memperbaiki sampai ke akar-akarnya. Hanya berdoa suatu saat nanti, masyarakat kita pada akhirnya bisa “melek” dan mengapresiasi mereka para content creator yang memang punya konten bagus karena telah memberikan manfaat untuk kita. Meskipun bagus atau tidaknya sesuatu juga subjektif, tapi setidaknya tidak penuh dengan drama seperti yang gue paparkan di atas.

Kita sudahi saja semua opini ini. Lagi-lagi ini hanyalah opini pribadi.

Semoga kita semua tetap sehat, panjang umur (kalau Tuhan kasih umur panjang) dan tetap survive di masa pandemic ini.

Salam,

Lana Luna

Add a comment

Related posts:

Coronavirus

I had big plans for this year. Coming back from winter break, I had tons of things to look forward to. This is my second to last semester of college, meaning I was planning on walking. I was getting…

Sample cover letter for Data Science jobs

When applying for a data science job, A cover letter lets you show a personal side and helps you to demonstrate why hiring you is a smart decision. Below is a sample cover letter you can use when…

Global Consent Manager site critique

I was asked to conduct a usability test on the new website proposed for Global Consent Manager. I chose not to perform any specific tasks since the website is relatively straightforward and…